Industri kreatif di bidang perangkat lunak pendidikan di Indonesia
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di dalam dan luar negeri cukup
menjanjikan. Sedikitnya dua pengembang perangkat lunak asli Indonesia
yang bisa menembus pasar dunia.
Hal tersebut terungkap dalam
pertemuan perusahaan pengembang konten pendidikan, animasi, dan gim yang
digelar Paguyuban Pengembang Software Edukasi Indonesia dan Masyarakat
Industri Kreatif Teknologi Informasi (MIKTI) di Jakarta, Selasa
(29/11/2011).
Sekretaris Jenderal MIKTI Hari Sungkari mengatakan,
Indonesia punya potensi yang menjanjikan di bidang gim, edukasi, musik
digital, animasi, dan perangkat lunak (software) atau disingkat
GEMAS. "Indonesia punya daya saing di bidang GEMAS. Seperti musik,
sudah bisa jadi tuan di negeri sendiri," kata Hari.
Meskipun
demikian, Hari mengingatkan agar perusahaan perangkat lunak di Indonesia
jangan jadi tukang jahit atau terima pesanan saja. "Justru harus bisa
mengembangkan sendiri. Dengan demikian, nanti kita menikmati kekayaan
dari royalti," katanya.
MIKTI telah melakukan sejumlah kegiatan mulai dari business couching,
penyuluhan hak kekayaan intelektual hingga membantu pemula yang hendak
menjalani bisnis kreatif dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Hary
S Candra, Koordinator Paguyuban Pengembang Software Edukasi Indonesia,
mengemukakan, Indonesia bisa dikenal dunia dari produk perangkat lunak
pendidikan. Semisal PT Pesona Edukasi yang mengembangkan perangkat lunak
Matematika dan Sains tingkat SD-SMA/SMK sudah diekspor ke 23 negara.
"Bahkan, sudah ada tiga institusi internasional lagi yang tertarik dengan software pendidikan Indonesia. Ini peluang emas buat Indonesia untuk ekspor software pendidikan ke mancanegara," kata Hary, yang juga Marketing Director PT Pesona Edukasi.
Hary
optimistis, suatu saat nanti Indonesia dapat dikenal dunia lewat produk
perangkat lunak pendidikannya, baik yang sesuai kebutuhan kurikulum
sekolah dan perguruan tinggi maupun untuk pendidikan umum. Untuk itu,
Paguyuban Pengembang Software Edukasi Indonesia berupaya memperkuat
kerja sama di antara perusahaan-perusahaan pengembang perangkat lunak di
dalam negeri.
Di Indonesia sendiri, kucuran dana APBN untuk
kebutuhan perangkat lunak pendidikan mencapai Rp 1,75 triliun. Sementara
di dunia, ada 1,4 miliar anak yang membutuhkan perangkat lunak
pendidikan.
Sumber: kompas,com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Software Pendidikan Menembus Dunia"
Posting Komentar