Malam jumat memiliki segudang rahasia yang tidak
dimiliki oleh malam-malam lainnya, bagi pengikut Ahlussunnah Waljamaah,
malam ini adalah malam pembacaan sejarah maulid Nabi (PBUH), surat
Al-kahfi, ratib , istighosa, ziarah kubur dan lain sebagainya.
Malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi muda-mudi yang baru
saja mengabadikan cintanya dengan pernikahan, karena pada malam ini,
seremonial istigosah mereka akan lebih semangat, hot dan menggebu-gebu
dibandingkan malam jumat sebelumnya. Mengingat hanya pada malam ini
pahala istighosah mereka akan dilipat gandakan berkali-kali, bahkan
menerut satu keterangan hadis : “lebih baik dari jihad memerangi orang Yahudi”.Malam ini adalah malam terbaik dari semua malam yang pernah ada, lebih baik dari Lailatul qadar sekalipun, seperti dijelaskan oleh Sya’roni dalam Mizan-nya mengutip ucapan Imam Ahmad.
Malam dan hari ini memiliki sebuah waktu mustajabah, jika kita berdoa pasti akan dikabulkan. Berbeda dengan hari-hari lain yang hanya menghususkan waktu mustajabahnya pada 1/3 malam menjelang pagi.
Malam ini adalah malam yang tidak di anjurkan
menghususkan diri untuk bertahajjud maupun berpuasa pada siang harinya?
Disamping karena ada hadis yang memakruhkan, Ibnu Hajar Alhaitami dalam
fatawi-nya menjelaskan, alasan makruhnya mengkhususkan bangun malam
(tahajjud) pada malam jumat maupun puasa pada siang harinya : umumnya
seseorang akan merasa malas, lemas dan ngantuk, baik di waktu pagi,
siang dan sorenya. jika mereka telah menghabiskan waktu
malamnya dengan ibadah, hal ini bisa menjadikan terbengkalainya
ritual-ritual jum’at yang ada pada waktu siang, seperti tabkir
(menyegerakan pergi ke masjid ), dzikir, mendengarkan khutbah, khusu’
dalam sholat jum’at dan lain-lainnya. Begitu juga dengan puasa yang
menyebabkan ngantuk dan malas beribadah, Sehingga mereka sulit untuk
mendapatkan waktu sepesial “mustajabah” yang telah dijanjikan Allah swt
pada waktu siang maupun malam jum’at itu. Karenanya kita di anjurkan
untuk bisa menghabiskan sebagian besar waktu malam dan hari jum’at
dengan memaksimalkan ibadah-ibadahnya agar bisa mendapatkan saat-saat
mustajabah tersebut.
Mungkin alasan Ibnu Hajar inilah yang diterapkan oleh negara-negara
Arab dan pesantren-pesantren Indonesia, mengapa mereka meliburkan semua
aktifitasnya pada malam dan hari jum’at.Terkait keistimewaan malam dan hari jum’at. Assuyuti merangkumnya pada sebuah catatan yang berisikan 102/3 dari keutamaan malam dan hari jum’at, dilengkapi dengan argumen-argumen baik dari Qur’an, Hadis, atsar salaf serta komparasi lintas madzhab.
Wallahu A’lam.
0 Response to "Misteri Hari Jumat"
Posting Komentar